Langsung ke konten utama

CERPEN- Kemenangan Untuk Ibu

 Kemenangan Untuk Ibu

By: Rajati Oktavira

“Prangg…..” suara itu mengagetkan tidurku, aku bangun dan melihat apa yang telah terjadi di luar. “IBUUU….” Teriakku pilu, sosok wanita paruh baya itu terkulai lemah dan bergelimang darah. “Apa yang telah ayah lakukan?” teriakku, kurengkuh tubuh wanita itu sambil menangis memeluknya. “A….aayah tak sengaja Nisa……maafkan ayah…” Suara laki-laki paruh baya yang berdiri di depanku lirih, yang tak lain adalah ayahku, ayah kandungku. Dengan sekuat tenaga aku bangkit dan mengangkat tubuh kurus ibu yang tiap hari selalu menerima beban dan siksaan dari ayah yang pemabuk dan suka berjudi. “Kemarin ayah memukul ibu sekarang……. Sekarang ayah mau membunuhnya ?” jeritku. “apa itu yang disebut imam keluarga? Apa itu? Mabuk-mabukan berjudi KDRT  apa itu? Kau tak pantas jadi imam keluarga!” umpatku geram dan berlalu tanpa mendengarkan jawabannya. Hatiku selalu terluka melihat nasib ibu yang selalu menderita karna perbuatan ayah. Entah apa yang ada dipikirkannya, kerjanya hanya meminta uang, makan, berjudi. Tanpa tahu bagaimana sulitnya aku dan ibu mencari nafkah untuk kehidupan kami.

“Nisa….” Panggil ibuku lirih, setelah sadar dan diobati dokter. “ya bu” jawabku “Apa yang terjadi, kenapa ayah memukul ibu?” tanyaku.  “Ayahmu minta uang lagi Nis, tapi ibu tak memberikannya, karna itu untukmu agar bisa sekolah lagi…” ujarnya lirih yang membuatku tak enak hati. Ya seharusnya aku sudah masuk SMA, tapi karna keadaan ekonomi keluargaku yang sulit dan tak memungkinkan, aku terpaksa berhenti  sekolah. “ Ibu nggak usah mikirin itu, Nisa nggak apa-apa kok” jawabku ikhlas. “Tidak Nis ibu tidak ingin kamu seperti ibu, ibu ingin kamu sukses nak….” Jawab ibu, lalu merengkuh tubuhku, kucium tangannya, dan kupandangi wajah pucat terlihat lebih tua dari umur sebenarnya, karna beban kehidupan yang berat. “Nisa janji bu Nisa akan membahagiakan ibu!” jawabku penuh tekad. “Ya nak ibu percaya” jawab ibu sambil membelai rambutku penuh kelembutan.

“Bu kata dokter ibu sudah boleh pulang hari ini” ujarku sambil menyisir rambut ibu yang hitam. “Nak tapi bagaimana biaya rumah sakitnya? Bukankah ibu sudah 3 hari disini, pasti biayanya mahal!” ujarnya cemas. “Ibu jangan khawatir aku udah urus pake tabunganku” ujarku. “Tapi bukankah itu untukmu agar bisa sekolah lagi?” tanya ibu sedih.  “Itu nggak usah ibu pikiran, Nisa bisa kerja lagi, sekarang hasil ngamen Nisa juga lagi banyak jadi ibu jangan khawatir!” jawabku menenangkannya.

“Akhirnya kita sampai di rumah juga bu!” seruku gembira sambil membantu ibu turun dari bajaj. “NISAAA….!” Teriak Siti sambil berlari menuju rumahku. “Ada apa Ti?” tanyaku heran ,”Ayahmu…ayahmu Nis….!” Ujarnya terbata bata. “Ayahku kenapa Ti?’tanyaku lagi “Ayahmu meningal tertabrak mobil, sekarang ia masih di sana!” ujar siti yang membuatku tersentak. Ayahku meninggal,walau aku benci pada perilakunya, tapi aku tetap anaknya, dan sekarang…..dia telah tiada saat aku tidak di dekatnya. Aku dan ibu pergi ke tempat ayah dengan hati gundah. “Ayah….!!!”ujarku memeluk tubuhnya yang bergelimang darah . “Cepat angkat ayahku!” teriakku terisak, walau sedih aku dan ibu harus melepas kepergian ayah. “Nis ayahmu sudah tiada..” isak ibu aku tahu ibu sangat menyayangi ayah walau ayah terus menyiksa ibu .”Iya bu kita harus tabah” hiburku menahan kesedihan setelah di tinggal ayah.

“Mari berlari meraih mimpi menggapai langit yang tinggi jalani hari dengan berani tegaskan suara hati…” ujarku melantunkan lagu meraih mimpi dari band j-rock untuk memulai kegiatan harianku yaitu ngamen di lampu merah. “Sreeeet……” kutemukan sehelai surat lusuh berwarna mencolok yang ternyata adalah sayembara kontes nyanyi solo, yang mengagetkanku hadiahnya adalah 50 juta, hadiah yang sangat besar artinya bagiku. Aku berniat mengikutinya, dengan tujuan mengubah nasibku dan ibu. Aku pun mengikuti seleksinya dengan harapan bisa memenangkannya, dan tanpa kuduga aku lolos dengan poin yang tinggi bahkan aku masuk babak final karna suaraku yang meyakinkan. Hari ini adalah final untuk pemenang kontes nyanyi solo, aku bersiap siap dan menata diri agar terlihat maksimal waktu final nanti. .Ibu hanya tersenyum melihatku yang terbakar semangat karna sangat ingin membahagiakannya  dalu berlalu keluar dari kamar ku. “Praaaang…” suara itu mengagetkanku yang sedang bersiap siap untuk pergi lomba. Aku segera menuju ke tempat dimana yang suara itu berasal yang ternyata adalah pecahan piring yang telah berserakan di lantai dapur, dan yang membuatku tersentak adalah tubuh ibu telah tergeletak di lantai. “Ibuu….!!!” teriakku lalu mengangkat ibu untuk membawanya ke rumah sakit, setelah ibu sadar aku langsung memeluknya erat. “Ibu kenapa?” tanyaku cemas “Ibu nggak apa apa kok nak, kata dokter ibu cuma kelelahan” jawab ibu menenangkanku. “Nis bukannya hari ini kamu final kontes nyanyi?” tanya ibu, lalu aku melirik jam dinding “Astagfirullah 15 menit lagi finalnya dimulai bu…!” jawabku “Yaudah sekarang kamu pergi aja ibu nggak apa apa kok!” jawabnya menenangkanku. “Yauudah kalau gitu aku pergi dulu ya bu doakan agar aku bisa menang agar bisa merubah hidup kita” jawabku sambil mencium tangan ibu.  “Tentu Nis doa ibu selalu menyertaimu!” jawab ibu sambil mencium keningku dengan lembut. “Ibu sangat senang melihatmu Nis telah lama ibu tak melihatmu sebahagia ini. Aku hanya tersenyum mendengar ungkapan perasaan ibu. Aku pun pergi dan tepat sesampainya aku di lokasi kontes babak finalnya pun dimulai. Satu persatu nama peserta di panggil untuk menampilkan bakatnya, hingga akhirnya sampai pada giliranku. Dan dengan mantap aku menyanyikan lagu “bunda” dengan penuh penghayatan. Akhirnya sampailah pada puncak acara yaitu pengumuman pemenang kontes. Satu persatu nama pemenangnya pun di panggil namun namaku tak juga disebut. Hingga saat aku hampir putus asa dan berniat pulang, namaku di panggil sebagai juara pertama. Awalnya aku berpikir aku hanya salah dengar, namun ternyata tidak karna namaku kembali menggema di ruangan itu. Mendengar hal itu aku langsung sujud syukur, dan langsung menuju pentas dengan hati berdebar debar untuk mengambil hadiahku. Akhirnya usahaku selama ini terwujud dan dapat kubayangkan bagaimana senannya hati ibu nanti bila tau anaknya berhasil meraih mimpi yang selama ini diimpikannya. Tanpa terasa bulir bening menetes di pipiku, yang kini tak lagi tangis kesedihan namun tangis haru dan kebahagiaan yang sudah lama tak pernah kurasakan. Hanya satu kalimat yang dapat kuucapkan “KEMENANGAN INI UNTUKMU IBU”.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUMERANG IV, 2022.

BUMERANG  "BULETIN MAHASISWA SASTRA JEPANG" こんにちは皆さん! Baa kabanyo sanak sadonyo? (minang bentar yak, hehehe!) Mimin harap jawaban teman-teman adalah sehat, ya. Sehat itu mahal. Selagi sehat kita harus jaga kondisi tubuh agar senantiasa fit supaya bisa ngejalanin aktifitas sehari-hari dengan luarrrrr biasa. Jadi jangan disia-siain! Nahh, di blog kali ini kita ketemu lagi buat bahas Bumerang dengan pembahasan yang baru dan fresh from the oven.  Pastinya, pembahasan yang ada di Bumerang bakalan nambah ilmu kita seputar Jepang. Jadiiii, disempetin buat baca, ya! Kalau gitu, kita mulai aja gak sih pembahasannya? Yuk yuk, simak pembahasannya di bawah ini! Tadaaaa~! Mimin kasih applause buat yang baca sampai akhir. Gimana? Seru dan nambah pengetahuan seputar Jepang dong, pastinya? Bagi teman-teman yang suka dengan pembahasan yang disuguhkan di Bumerang, ditunggu ya buat pembahasan selanjutnya! Gak kalah fresh dan keren deh pokoknya. Oke kalau gitu, mimin    [🌾] pamit undur diri d

BUMERANG II

 Bumerang - Buletin Mahasiswa Sastra Jepang こんにちは皆さん! Selamat sore teman semua.. Bumerang - Buletin Mahasiswa Sastra Jepang edisi kedua telah rilis, loh.✨ Yuk bahas beragam hal seputar webinar, sastra, dan juga rubrik karya dari mahasiswa Sastra Jepang!

BUMERANG III, 2022.

BUMERANG "BULETIN MAHASISWA SASTRA JEPANG" こんにちは皆さん! Ogenki desu ka? Genki desuuuu!? Mimin harap kita semua senantiasa dalam keadaan sehat wal 'afiat dan terus semangat dalam menjalani hari-hari sebagai mahasiswa. Hidup Mahasiswa! Well, kita sudah memasuki Buletin Mahasiswa Sastra Jepang edisi ketiga, lho! Gampangnya, sebut 'Bumerang' aja kali ya biar sama-sama enak. Hehe. Teman-teman, yuk simak pembahasan bumerang kali ini mengenai Fakta Unik Jepang, Rubrik Karya dan Webinar Series supaya kita semua bisa sama-sama tahu. Okayy, let's check it out!! Nahh, sampai di sini dulu pembahasan bumerang kali ini. Gimana, seru tidak pembahasannya? Seru dong! Semoga teman-teman selalu bersedia buat nungguin tulisan-tulisan selanjutnya di Blog Nigakkai, yah! Mimin [🌾] mau pamit undur diri dulu.  Jaa mata, ありがとうございました。 Buletin by: Hana Salsabila Blog written by: Fatimah Azzahra