Tinta Merah Fadia Aku suka menulis. Sudah banyak karya tulis yang telah ku buat. Meja dan rak ku penuh dengan kertas. Kulihat kembali karya tulisku itu. Tulisanku dengan tinta berwarna merah yang sangat indah. Aku tidak bisa berhenti menulis. Kisah hidup memang tiada habisnya. Bulan lalu ku tulis ibuku. Minggu lalu kutulis anjingku. Ibuku pasti bangga. Sekarang ia sedang berbaring tak jauh dari ku. Anjingku sudah tidak ada. Rumahku menjadi sangat sunyi. Tinggal aku sendiri. Aku adalah seorang pria yang tidak bisa tersenyum. Aku sangat ingin bisa tersenyum. Ketika aku mulai menulis, kudapati wajahku sedang tersenyum. Aku sangat senang. Aku ingin terus merasakannya. Gawat. Tintaku habis. Senyumku lenyap. Tidak bisa begini, aku harus mencarinya lagi. Mungkin seorang pria tua yang tinggal sendiri tak jauh dari rumahku bisa membantuku. Aku bisa mengundangnya minum teh kerumah, sebelum menjadikannya karya tulisk...